Artikel ini membahas tentang Selfholding, Set rest dan Keep pada PLC Omron.
Otomasi memiliki salah satunya adalah memiliki fungsi memudahkan pekerjaan manusia. Misalkan ada operator ingin menyalakan motor listrik, dia bisa dengan menekan Push Button tertentu, yang sudah didesain dengan sistem kendali tertentu. Dengan sekali tekan saja dia sudah bisa mengatur kerja motor listrik, harus putar ke arah mana, dengan kecepatan berapa, kapan harus berhenti dan sebagainya. Tentu saja tergantung bagaimana sistem kendalinya dirancang.
BUKA PANDUAN LENGKAP PLC DASAR OMRON
Pada sistem kendali yang memakai PLC, banyak sekali instruksi – instruksi yang bisa digunakan. Salah satu instruksi yang paling sering digunakan pada sistem otomasi adalah instruksi Start dan Stop. Contohnya untuk menjalankan Perintah Start digunakan untuk menyalakan sebuah relay/koil atau bisa digunakan untuk memulai sebuah proses, sedangkan perintah Stop digunakan untuk mematikan relay/koil atau menghentikan sebuah proses. Perintah tersebut dapat kita berikan pada PLC melalui 2 alamat input melalui 2 Push Button.
Di bawah ini adalah diagram waktu untuk instruksi Start/Stop:
Selfholding
Kita sudah belajar prinsip kerja Push Button, untuk menyambungkan sebuah signal dapat digunakan Push Button NO. Tapi signal hanya akan tersambung dan memberi instruksi pada input PLC saat Push Button ditekan, saat dilepas signal terputus sehingga input PLC tidak aktif lagi. Sehingga koil hanya menyala sesaat kemudian mati.
Koil menyala saat Push Button yang terhubung pada input 0.00 ditekan.
Koil mati saat Push Button yang terhubung pada input 0.00 berhenti ditekan.
Untuk bisa mempertahankan kondisi output terus menerus menyala walau signal pada input tidak lagi diberi, maka logika program memerlukan jalur alternatif.
Kita bisa menambahkan kontak cabang parallel OR di bawah Kontak Input 0.00 sebelumnya dan memberi alamat kontak sesuai output yang akan dipertahankan kondisi nyala-nya. Jadi, saat kontak input 0.00 aktif dan koil 1.00 aktif, kontak output juga akan aktif. Sehingga dapat kita lihat pada gambar aliran arus dapat melalui 2 jalur, yaitu kontak 0.00 dan kontak 1.00.
Saat Kontak 0.00 dimatikan/diputus, output 1.00 masih menyala karena arus masih dapat mengalir melalui kontak-nya sendiri yaitu 1.00. Ini lah yang disebut Selfholding.
Untuk mematikan output 1.00, kita bisa menambahkan kontyak NC sebagai pemutus arus.
Ketika kontak NC 0.01 ditekan, maka arus listrik terputus dan output 1.00 akan mati. Karena Output 1.00 mati maka kontaknya pun akan kembali ke kondisi semua yaitu Open. Sehingga saat 0.01 tidak lagi ditekan, semua kontak dan output kembali ke kondisi semua.
Set Reset
Selain dengan menggunakan prinsip Selfholding, instruksi Start/Stop juga bisa kita buat dengan menggunakan Set Reset.
Set adalah perintah untuk merubah kondisi koil/output dari Off atau On menjadi kondisi ON (1), kemudian kondisi ini dipertahankan selama PLC masih dalam status Run.
Kondisi koil 1.00 ON saat 0.00 ditekan
Kondisi koil tetap ON walau 0.00 sudah dilepas
Untuk mematikannya, kita menggunakan Reset. Reset adalah kebalikan dari Set, berfungsi untuk merubah kondisi koil/output dari Off atau On menjadi kondisi OFF (0).
Ditambahkan perintah Reset untuk mematikan koil 1.00
Saat 0.01 ditekan, koil 1.00 di-Reset atau dimatikan. Saat 0.01 dilepas, maka kontak dan koil akan kembali ke kondisi awal mula-mula.
KEEP
Sama persis seperti Set/Reset, KEEP memiliki kaki input Set yang akan mengaktifkan koil tertentu saat diberi signal dan Reset yang akan mematikan koil saat diberi signal.
Kesalahan umum yang sering dilakukan pemula saat menggunakan instruksi Set/Reset atau KEEP adalah memutus instruksi Set untuk mematikan koil, yaitu memberi kontak NC di sebelah kanan kontak 0.00. hal ini sudah pasti sia-sia, karena tanpa kontak NC pun arus sudah terputus dengan dilepaskannya tombol pada kontak 0.00.
Instruksi di atas baik Selfholding mau pun Set/Reset bisa anda terapkan untuk mengendalikan Motor Listrik secara sederhana. Push Button Input 1 dan Input 2 disambungkan pada alamat input 0.00 dan 0.01 pada PLC sebagai Instruksi Start Stop, sedangkan alamat output 1.00 disambungkan pada Relay, untuk berikutnya relay yang akan menyambungkan sumber tegangan untuk menjalankan Motor Listrik.
Selengkapnya tentang penyambungan input dan output dapat dibaca di artikel Penyambungan Input dan Output pada PLC.
Anda dapat menyaksikan simulasi logika program PLC di Playlist Video berikut
kalau boleh saya ijin copy ya Gan buat belajar
silakan, versi pdf nya ada di page buku panduan PLC.
nanya pak baru pemula…. berarti Push button Stop (NC) yg masuk ke input PLC berarti selalu teraliri arus ya?
Betul, biasanya dipake untuk Emergency Button
mas mautanya buat program materquiz tombol cara bikin tombol reaet gmn ya???
adakah sekolah kursus untuk mekatronik dan programernya di daerah bekasi
sadasd
Pingback: Logika Dasar Pemrograman PLC - Jago Otomasi
Pingback: Cara Simulasi Program PLC dengan CX Programmer - Jago Otomasi
Pingback: Cara Simulasi PLC Omron dengan CX Programmer dan CX Designer - Jago Otomasi