Sistem Monitoring Produksi Secara Realtime

By | 16/01/2020

Artikel ini membahas tentang Sistem monitoring produksi secara realtime yang dilakukan di lingkungan industry manufaktur. Tujuan utama dari sistem monitoring ini adalah untuk mendapatkan data secara akurat dan terkini terkait dengan Availability, Performance, dan Quality pada sebuah mesin. Yang nantinya 3 kriteria ini akan menunjukkan gambaran sejauh mana sebuah mesin itu efektif dari segi waktu, ketercapaian target produksi dan unjuk kerjanya, atau dikenal dengan sebutan Overall Equipment Effectiveness (OEE).

Tahun 2019 lalu, tim Jago Otomasi bertemu dengan kenalan yang ahli dalam bidang IT, khususnya web dan application developer . Dia menceritakan tentang meningkatnya kebutuhan sistem monitoring produksi dari klien – klien yang mereka tangani yang tentu ini akan jadi ceruk pasar sendiri yang dapat digarap olehnya. Namun ternyata scope pekerjaan sistem monitoring produksi ini tidak hanyatentang menampilkan data pada monitor, atau website, tetapi  juga memerlukan keahlian lain dalam hal menarik data proses yang ada di lantai produksi , seperti jam operasional mesin, cycle time, jumlah produk, berapa kali dan berapa lama mesin mengalami downtime dan variable – variable lain. Maka digandenglah kami untuk ikut nimbrung dalam proyek pengembangan sistem monitoring produksi.

BUKA PANDUAN LENGKAP PLC DASAR OMRON

Sistem Monitoring produksi ini diperlukan dalam mengambil kebijakan untuk efisiensi perusahaan. Sebuah kebijakan tentu tidak dapat dilakukan jika tidak disertai data yang menggambarkan kondisi mesin saat ini secara realtime. Dalam sistem produksi OEE dikenal sebagai metode pengukuran yang berfungsi untuk mengetahui efektifitas penggunaan dan pemanfaatan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di lantai produksi. OEE akan mendefinisikan secara langsung perbedaan antara performa aktual (status operasi dan produksi yang saat ini tengah berjalan) dan performa ideal (target yang harus dicapai). OEE akan mengualifikasi tingkat kualitas dari performa unit manufaktur, berhubungan dengan kapasitas mesin selama periode produksi yang telah dijadwalkan.

Gambaran umum sistem monitoring produksi yang kami kembangkan adalah sebagai berikut :

Kami mengambil signal – signal dari mesin prosuksi yang mewaliki beberapa informasi khusus, misalnya Power On, Mesin Start, Emergency Stop dan Mesin Stop. Signal – signal tersebut dibaca oleh controller utama sistem monitoring produksi, dalam hal ini kami menggunakan PLC. Kemudian dengan realtime clock yang ada dalam PLC, signal – signal tersebut akan diolah sehingga mampu mendapatkan informasi kapan mesin mulai beroperasi dan berapa lama, cycle time actual saat ini dan kondisi – kondisi terkini lainnya seperti mesin idle dan down time. Langkah berikutnya, PLC menjembatani komunikasi dengan sistem server data sehingga informasi tersebut dapat diunggah baik melalui jaringan wire maupun wireless tergantung kondisi di lapangan, ketersediaan akses dan kebijakan perusahaan.

Baca : Prinsip Kerja PLC

Sebagai contoh, sebuah mesin dalam 1 hari penuh idealnya beroperasi selama 21 jam, namun ternyata karena adanya gangguan mekanik, keterlambatan supplay material dan hal lainnya, mesin harus dimatikan beberapa kali. Sehingga total running mesin hanya 18 jam. Artinya, kesiapsediaan atau Availability dari mesin tersebut adalah tersebut adalah 18 jam dari 21 jam, atau 85,71%.

Pada sistem monitoring produksi ini selanjutnya dikembangkan tidak hanya mampu melakukan monitoring, tetapi juga melalukan controlling dengan menambahkan layar interface. Oleh karena itu, kami menambahkan fitur HMI pada sistem tersebut. Supervisor atau orang yang bertanggung jawab mengendalikan proses produksi dapat memasukkan perintah atau instruksi kerja berisi pembuatan produk tertentu dalam jumlah tertentu lewat aplikasi di komputernya, atau melalui website. Perintah tersebut akan diteruskan ke PLC dan ditampilkan di layar HMI saat operator melakukan login untuk memulai proses produksi.

Ilustrasi gambar

Baca : HMI pada Industri

Contoh pada kasus ini, supervisor telah membuat target produksi selama 1 hari yang terbagi menjadi 3 shift adalah 1000 unit produk, ternyata karena factor kecakapan operator atau factor lain dengan adanya  masalah di dalam mesin, hasil produksi yang tercapai hanya 750 unit. Dalam bahasa Equipment Effectiveness, artinya mesin ini hanya memiliki kinerja 750/1000 alias 75%.

Lalu, dari setiap 3 shift yang menghasilkan sekian unit produk, ada 20 unit yang tidak memenuhi standar kualitas atau Not Good atau Reject. Artinya, tingkat kualitasnya hanya 730/750 atau setara dengan 97,33%.

Dengan demikian, OEE dari mesin tersebut adalah 85,71% x 75% x 97,33 %, yaitu 62,56%. Padahal nilai ideal dari OEE ini adalah 85%. Sehingga Jika proses dan perusahaan kita ingin lebih profitable, maka meningkatkan Overall Equipment Effectiveness adalah langkap tepat dan strategis.

Pada tahap Login pun kami dapat menambahkan security sistem dengan Tag RFID dari ID Card operator atau dengan finger print, sehingga supervisor dapat membatasi atau mengetahui siapa yang mengiperasikan mesin pada kurun waktu tertentu.

Sistem monitoring produksi ini memungkinkan pemegang kebijakan perusahaan untuk menganalisa penyebab melorotnya nilai OEE ini, agar dapat diperbaiki dan mendongkraknya. Salah satu fitur yang kami kembangkan untuk menganalisa hal tersebut adalah dengan menghitung secara otomatis lama sebuah mesin stop produksi yang dikategorikan downtime, dan menambahkan menu pada HMI agar operator dapat memberikan info jenis downtime atau penyebab mesin tersbeut Stop produksi. Sehingga secara history tidak hanya merekam kejadian – kejadian downtime tetapi juga menyajikan kategori penyebabnya. Hal ini tentu akan memudahkan pemegang kebijakan untuk melakukan evaluasi baik dari sisi mesin, operator atau mungkin kesinamnungan jalur produksi.

Fitur lain yang dimiliki oleh sistem ini adalah input jumlah rejection oleh operator melalui layar HMI selama proses produksi atau saat proses produksi telah selesai, sehingga setiap akhir shift keseluruhan data produksi langsung ter-up date dengan cepat dan realtime.

Produk tersebut kami beri nama Production and Control Analysis (PCA), untuk informasi lebih lanjut tentang PCA silakan kunjungi di website :

Homepage

atau ke alamat email admin@pcasystem.com

atau dengan membaca product knowledge PCA di sini

Sumber Rujukan OEE:

(http://shiftindonesia.com/memahami-overall-equipment-effectiveness-oee-melalui-mesin-pembuat-kopi/)

 

Anda dapat menyaksikan simulasi logika program PLC di Playlist Video berikut

5 thoughts on “Sistem Monitoring Produksi Secara Realtime

  1. Djoko Subagio

    Keren pak. Terimakasih sharing nya. Semoga sukses

    Reply
  2. Krisna

    Bagus pak.klo mau pasang sistem seperti itu berapa budgetnya

    Reply
  3. Eka Samsul Post author

    Kami follow up ke email pak Krisna

    Reply
  4. Adit

    Terimakasi mas informasinya ,tapi belum begitu paham jadi intinya itu seperti sistem scada ya mas?

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *